Sebuah blog yang berisi semua tentang perjuangan ngampus, perjuangan anak kos, informatics, teknologi, islami, info-info menarik dan masih banyak yang lainnya :D kunjungi terus blog ini gan !!! -------------------------------------------------------- Blog ini 90% Copy Paste dan 10% Tulisan Sendiri !

Selasa, 31 Mei 2016

Tips Khatam Al Quran di Bulan Ramadhan



Mengkhatamkan Al Quran memang tidak wajib di bulan Ramadhan. Namun sudah semestinya setiap orang menjadikan bulan Ramadhan kesempatan untuk mendengar Al Quran seluruhnya. Karena waktu mudah dan luang cuma di bulan Ramadhan.
Bagaimana tipsnya agar mudah khatam Al Quran di bulan Ramadhan?
– Al Quran terdiri dari 30 juz.
– 1 Juz terdiri dari 20 halaman (10 lembar).
– Buat target, tiap shalat 5 waktu untuk membaca 4 halaman (2 lembar), bisa dipilih sebelum dan sesudah shalat. Sebelum shalat membaca 1 lembar dan sesudahnya membaca 1 lembar.
– 1 hari bisa 1 juz yang didapatkan, sebulan bisa dapat 30 juz.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِى شَهْرٍ » . قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ « فَاقْرَأْهُ فِى سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ »
Bacalah (khatamkanlah) Al Quran dalam sebulan.” ‘Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, “Aku mampu menambah lebih dari itu.” Beliau pun bersabda, “Bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an dalam tujuh hari, jangan lebih daripada itu.” (HR. Bukhari No. 5054).
Namun sebagaimana kata Imam Nawawi, “Kebanyakan ulama berpendapat bahwa tidak ada batasan hari dalam mengkhatamkan Al Qur’an, semuanya tergantung pada semangat dan kekuatan. Dan ini berbeda-beda satu orang dan lainnya dilihat dari kondisi dan person.” (Fathul Bari, 9: 97).
Abu Sa’id Al Khudri ketika ditanya firman Allah,
فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآَنِ
Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran ” (QS. Al Muzammil: 20). Jawab beliau, “Iya betul. Bacalah walau hanya lima ayat.” (Disebutkan dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 414).
Semoga Allah mudahkan untuk mengkhatamkan Al Quran di bulan Ramadhan.

Sabtu, 21 Mei 2016

Cara Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan





Oleh: Ustadz Ahmad Ubaydi Hasbillah - Pengajar Quran Learning Centre
Alhamdulillah, kita masih bisa menemui tamu agung tahunan yang dinanti-nanti selama berbulan-bulan. Ya, itulah bulan Ramadhan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat malam penganugerahan seribu bulan. Entah sudah berapa Ramadhan yang berhasil kita lewati? Tentu hal itu bergantung pada bilangan umur yang telah kita lalui. Siapa coba yang tidak ingin mendapat penghargaan itu? Jangan-jangan tahun ini, nobel tersebut memang jatuh ke tangan kita, amin. Karena itu, wajar jika banyak orang selalu merindu dan mendamba bulan ini sehingga butuh persiapan sedini mungkin untuk menyambut kehadirannya.

Kehadiran bulan Ramadhan yang biasa disemarakkan dalam acara tarhib Ramadhan seringkali dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai waktu untuk berbenah diri, membersihkan hati dan mempererat kembali tali silahturahim dengan sanak famili. Kebersihan dan kesiapan hati menyambut Ramadhan akan terasa lebih indah jika dicerminkan dari hati yang suci. Karena itu, seringkali kita melakukan persiapan fisik dan mental untuk menyambut bulan puasa selama satu bulan penuh ini.
Pada detik-detik menjelang kehadiran bulan Ramadhan, kita seringkali melakukan berbagai seremonial dan acara-acara keagamaan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ya, itulah yang biasa kita kenal dengan istilah tarhib Ramadhan alias menyambut Ramadhan. Istilah tarhib yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan "menyambut" memiliki makna filosofis yang cukup dalam. Ramadhan yang kita sambut ini berarti sesuatu yang memang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Entah bagaimana perasaan kita ketika sedang menunggu saat-saat yang mendebarkan hati? Apalagi sudah ditunggu-tunggu selama sebelas bulan. Sikap tersebut adalah wujud begitu besarnya cinta kita terhadap bulan ini.
SDi lingkungan kita, pada saat menjelang bulan Ramadhan, terdapat tradisi unik untuk mengungkapkan kebahagiaan luar biasa. Ada yang berpawai ria dan konvoi, ada pula yang melakukan long march, ada yang menyebar jadwal imsak, ada yang silaturahim seperti halnya lebaran, ada yang bermaaf-maafan, ada yang kumpulan, ziarah ke makam keluarga alias nyekar, ngariung, megengan, munggahan, kirab, dan masih banyak lagi tradisi sejenis lainnya. Bahkan tidak sedikit pedagang yang menabung hasil jerih payahnya selama sebelsa bulan hanya untuk persiapan Ramadhan. Selama Ramadhan ia memilih mudik dan tidak berjualan agar bisa fokus beribadah.
Apapun kegiatannya, yang jelas itu semua adalan bentuk ungkapan kegembiraan menyambut Ramadhan. Jika kita bisa bergembira menyambut Ramadhan, maka seharusnya kita bisa lebih bergembira dan semangat lagi kalau Ramadhan tersebut telah datang, seperti saat ini.
Lalu, bagaimanakah cara Rasulullah saw menyambut Ramadhan, alias tarhib Ramadhan? Beliau melakukan tarhib Ramadhan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Pada bulan Sya’ban, Rasulullah saw pun semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Beliau saw, misalnya, tidak pernah melakukan puasa sunah sebanyak yang dilakukan di bulan Sya’ban. Salah satu dari hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai latihan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Apakah itu bukan sebuah tarhib? Ya, begitulah salah satu cara Nabi menyambut kehadiran Ramadhan, sebulan sebelumnya telah dipersiapkan matang-matang.
Di samping itu, jika kita baca hadis-hadis Rasulullah saw yang lain, pasti kita juga akan mendapati cara-cara beliau yang lain menyambut kehadiran bulan suci ini. Adalah baginda Nabi Muhammad saw yang benar-benar melakukan tarhib Ramadhan paling meriah dan paling lama. Beliau melakukan tarhibRamadhan tidak cukup sehari atau dua hari saja. Beliau mempersiapkan penyambutan Ramadhan mulai dari menjelang kedatangannya hingga kepulangannya. Ketika sudah datang pun, Ramadhan masih juga beliau sambut dengan meriah. Dengan demikian, setiap hari di bulan Ramadhan adalah tamu agung yang berbeda-beda. Hari-hari Ramadhan bak tamu agung yang datang silih berganti.
Penyambutan Ramadhan tidak dilakukan dengan sekadar mengungkapkan rasa bahagia atau gembira saja, melainkan dengan persiapan matang secara fisik dan mental agar kuat dalam menjalankan ibadah spesial selama sebulan penuh itu. Riwayat tentang jaminan bebas neraka karena kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadhan sebagaimana yang popular di kalangan kita adalah tidak berdasar alias palsu.
النِّيْرَانِ عَلَى جَسَدَهُ اللهُ حَرَّمَ رَمَضَانَ بِدُخُوْلِ فَرِحَ مَن
"Siapa yang bergembira karena menyambut datangnya bulan Ramadhan, niscaya Allah haramkan jasadnya dari neraka."
Riwayat tersebut hanya dapat dijumpai dalam kita Durratunnasihin, namun tanpa sanad. Sementara itu, untuk bisa menyatakan bahwa hadis tersebut sahih dari nabi Muhammad saw adalah dengan sanad tersebut. Siapa yang menyampaikan hadis tersebut menjadi penting untuk diketahui dan dikaji. Karena tidak juga ditemukan, maka para ulama menegaskan bahwa ungkapan tersebut bukan sebuah hadis Nabi saw. Entah siapa yang pertama kali mengucapkan ungkapan itu, namun yang jelas, bila ungkapan itu dinisbahkan kepada Nabi saw, maka hal itu menjadi hadis palsu dan kebohongan atas nama nabi yang pelaku dan pengedarnya diancam neraka. Na'udzubillah wa nastaghfiruh.

Bergembira menyambut Ramadhan adalah sesuatu yang sah-sah saja dilakukan. Namun, jika menjadikan hadis palsu di atas sebagai dasarnya, hal ini menjadi masalah baru dalam beragama. Masih banyak hadis-hadis sahih dari Nabi yang menyatakan kegembiraan akan kedatangan bulan Ramadhan selain hadis palsu di atas. Cukuplah bagi kita dasar-dasar dari al-Quran dan sunnah-sunnah nabi yang sahih sebagai acuan beragama kita, di dalam maupun di luar Ramadhan.
Adalah Nabi Muhammad saw orang yang selalu memotivasi para sahabatnya dalam berbagai hal, khususnya masalah keislaman dan Ramadhan. Beliau selalu menyemarakkan malam-malam Ramadhan untuk qiyamullail. Beliau bersabda,
ذَنْبِهِ مِنْ تَقَدَّمَ مَا لَهُ غُفِرَ وَاحْتِسَابًا إِيْمَانَا رَمَضَانَ قَامَ مَنْ
"Siapa yang bangun (menyemarakkan malam-malam) Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Tentu, yang dosa yang diampuni sebagaimana janji Allah tersebut adalah dosa-dosa kecil, karena kalau dosa besar seperti syirik, zina, membunuh orang, dan sejenisnya diperlukan taubat nasuha. Apalagi jika dosa tersebut menyangkut hak orang lain, maka harus minta maaf terlebih dahulu kepada yang berhak. Nah, begitulah cara Nabi menyambut ramadhan di malam hari. Lalu, bagaimana cara beliau menyambut hari-hari Ramadhan kala siang hari?
Rasulullah saw bersabda,
ذَنْبِهِ مِنْ تَقَدَّمَ مَا لَهُ غُفِرَ وَاحْتِسَابًا إِيْمَانَا رَمَضَانَ صَامَ مَن
"Siapa yang puasa (di siang) Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah, pasti akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Kalau di malam hari, Nabi memotivasi kita untuk bergadang yang diisi dengan ibadah alias qiyamullail, maka pada siang harinya, kita diperintahkan untuk berpuasa. Awas jangan sampe bolong kalau tidak benar-benar dalam kondisi darurat karena sakit, musafir, atau datang bulan bagi wanita. Itu pun harus diganti. Demikianlah, kalau semua itu kita lakukan dengan ikhlas karena Allah, pasti bakal diampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. Dengan ampunan itulah, kita bisa selamat dari lahapan Neraka, Si jago merah itu. Mudah, bukan?
Kalau biasanya di saing hari kita makan-minum, jalan-jalan, maka pastilah hal itu menguras tenaga dan juga kantong. Nah, dengan puasa kita tidak menguras apa-apa. Berarti lebih mudah dong! Di samping itu, pada malam hari kita juga biasa bergadang, apalagi kalau ada pertandingan bola, maka pada malam Ramadhan kita juga melakukan hal yang sama, bergadang juga. Malahan, kali ini bisa rame-rame lagi bareng keluarga dan masyarakat. Tidak perlu berlama-lama, asalkan dilakukan dengan penuh keihlasan dan istikamah, yang penting bergadangnya tidak disalahgunakan. Begitulah kanjeng Nabi kita menyambut hari per hari di bulan Ramadhan. Berikut adalah testimonial istri-istri beliau mengenai amaliyah Nabi saw di bulan suci,
مِئزَرَهُ وَشَدَّ أهْلَهُ وَأيْقَظَ لَيْلَهُ أحْيَا رَمَضَانَ مِنْ الأَوَاخِرَ العَشْرَ دَخَلَ إِذَا وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللهُ صَلَّى اللهِ رَسُوْلُ كَان
((متفقٌ عَلَيْهِ))
"Dulu, Nabi saw ketika sudah memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) selalu menghhidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan sarungnya (tidak menggauli istri-istrinya)." (HR. Bukhari dan Muslim)
لا مَا مِنْهُ الأوَاخِرِ العَشْرِ وَفِي ،غَيْرِهِ في يَجْتَهِدُ لاَ مَا رَمَضَانَ في يَجْتَهِدُ - وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللهُ صَلَّى- اللهِ رَسُوْلُ كَان
(رواه مسلم).غَيْرِهِ في يَجْتَهِد
"Dulu, Nabi saw selalu bersungguh-sungguh (ibadah) di bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di bulan lain. Dan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, juga melebihi hari-hari selainnya." (HR. Muslim)
Malam-malam ramadhan selalu disemarakkan dengan beribadah, qiyamullail: Shalat malam, membaca al-Quran, daibadah-ibadah lainnya. Semarak malam-malam ramadhan juga diramaikan oleh keluarga beliau dan bahkan masyarakat sekitarnya. Pernah suatu ketika, Nabi sedang menyemarakkan malam-malam Ramadhan, kemudian diketahui oleh para sahabat, maka pada malam berikutnya, beliau dikejutkan dengan banyaknya sahabat yang turut mengikuti beliau di masjid. Lalu, nabi pun kasihan terhadap mereka sehingga beliau melaksanakannya di rumah agar hal tersebut tidak diwajibkan bagi umatnya. Begitulah cara Nabi dan masayarakatnya melakukan tarhib ramadhan hingga paripurna. Adakah di antara kita yang menyambut Ramadhan lebih semarak dan meriah dibanding Nabi dan sahabatnya itu?
Demikianlah, wujud kegembiraan yang hakiki dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Ketika yang disambut, dirindukan dan dinanti-nanti telah tiba, ia tidaklah dilewatkan begitu saja. Begitu istimewanya bulan Ramadhan, maka sepuluh malam terakhir itu pun oleh nabi sekaligus dijadikan sebagai malam perpisahan, Farewell party dengan ramadhan. Entah, kegiatan apakah di seluruh belahan dunia ini yang acara pesta penutupan dan perpisahannya dilakukan selama sepuluh hari? Apalagi di malam-malam farewell party itu ada satu malam penganugerahan seribu bulan. Itulah malam teristimewa yang tidak di dapati di malam-malam yang lain, lailatul qadar. Pasti seru, beramai-ramai setiap malam bersama keluarga di bulan Ramadhan yang kita sayangi, kita nanti-natikan sampai kedatangannya saja dirayakan secara besar-besaran. Sebenarnya, kita semua sudah mengetahui dan bahkan menyadari betul akan hal tersebut. Namun, kita seringkali lupa bahwa itulah esensi tarhibRamadhan, penyambutan bulan Ramadhan yang hakiki. Bukan, sekadar mengungkapkan kegembiraan saat menjelang Ramadhan atau di awalnya saja, melainkan setiap hari dan setiap saat hingga Ramadhan itu pulang dan akan datang kembali..
Tentu kita seharusnya juga masih ingat dan sadar betul atas apa yang selalu kita minta selama dua bulan penuh menjelang Ramadhan. Ya, di bulan Rajab dan Sya'ban kita hampir setiap hari diajari sebuah doa agar disampaikan pada bulan Ramadhan.
رَمَضَانَ وَبلِّغْنَا وَشَعْبَانَ رَجَبَ فِيْ لَنَا بَارِكْ اَللَّهُمَّ
"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah (umur) kami kepada bulan Ramadhan."
Lalu, apa esensi doa tersebut? Buat apakah doa tersebut? Tentu kita memohon-mohon selama dua bulan penuh itu tidak lain adalah agar bisa menyantap keberkahan tak terhingga di bulan Ramadhan ini. Maka, kini adalah saat yang tepat untuk menepati janji kita karena doa kita telah dikabulkan oleh Allah. Kini kita masih sempat membaca tulisan ini, berarti kita benar-benar diberikan kesempatan menikmati Ramadhan. Waffaqanallahu Lima yuhibbuhu wa yardlah. Amin….

Sumber : http://www.quranlearningcentre.com/mutiara_kebajikan/read/23/cara-nabi-menyambut-ramadhan

Kamis, 19 Mei 2016

3 Amalan yang Tak Akan Putus Pahalanya


Saat manusia telah meninggal dunia, segala amal ibadahnya di dunia telah terputus. Manusia telah terbebas dari segala urusan duniawi. Namun, bukan berarti manusia yang telah meninggal tersebut telah terbebas dari segala pertanggung jawabannya. Mereka kelak tetap harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan selama hidup di dunia di hadapan sang khaliq, Allah SWT.
Amalan yang baik akan dibalas oleh Allah dengan surga yang keindahannya hingga saat ini belum dapat diungkapkan dengan ungkapan kata kata manusia, begitupun segala dosa yang telah diperbuat pun juga akan mendapatkan balasan yang setimpal, neraka jahanam di mana bahan bakar yang digunakan di sana adalah batu dan manusia itu sendiri.
Ilmu Yang Bermanfaat

Kembali kepada pembahasan awal, bahwa manusia yang telah meninggal dunia akan terputus dari segala urusan dunia, amal mereka akan terputus. Namun, ada tiga hal yang tidak akan terputus sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Ketiga hal tersebut adalah ilmu yang bermanfaat, shodaqoh jariyah, dan anak yang soleh dan solehah.
Nabi Muhammad telah menjelaskan kepada umatnya bahwa kelak saat manusia telah meninggal dunia maka hanya akan ada tiga amalan yang pahalanya tidak akan pernah terputus. Hal tersebut merupakan isi dari sebuah hadits yang telah diakui kebenarannya.

Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu yang bermanfaat adalah satu dari tiga amalan yang pahalanya tidak akan terputus. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad sampai menerangkan bahwa sebaiknya umatnya menuntut ilmu sampai ke negeri China, di mana maksudnya adalah umat muslim hendaknya menuntut ilmu yang setinggi tingginya, supaya dapat diamalkan dan ditularkan kepada umat yang lain. Ilmu Allah yang disebar di dunia ini tidak akan pernah habis walaupun diambil sampai kapan pun.

Shodaqoh Jariyah

Shodaqoh jariyah merupakan bagian yang sangat penting dalam amalan yang tidak akan pernah terputus. Shodaqoh jariyah yang dilakukan secara tepat, manfaatnya akan tetap kembali kepada pelakunya walaupun ia sudah meninggal dunia. Manfaat yang ditimbulkan dari shodaqoh tersebut akan memberikan pahala yang tak akan terputus.

Anak Soleh dan Solehah

Anak soleh dan solehah pun juga akan memberikan pahala yang tidak akan terputus, dengan doa doa yang mereka panjatkan kepada kedua orang tua yang telah meninggal. Maka dari itu, orang tua diharapkan mendidik putra putri mereka hingga kelak menjadi anak anak yang soleh dan solehah yang dapat mendoakan orang tua.

Selasa, 10 Mei 2016

15 Manfaat Mengerjakan Sholat Tahajud


Sholat tahajud memiliki manfaat yang sangat besar jika dikerjakan secara rutin setiap malam. Karenamanfaat ini pula, mengapa sehingga sholat tahajud sangat dianjurkan bagi umat muslim. Banyak dalil-dalil, baik itu Al-Qur'an maupun hadis yang memberikan penjelasan tentang kandungan manfaat yang dimiliki oleh sholat sepertiga malam ini. Beberapa diantaranya seperti, penghapus dosa, pembuka rejeki, pengabul doa, dan masih banyak lagi. Tentunya, semua itu hanya dapat diraih jika kita rajin untuk bertahajud. Mungkin, ini pula yang menjadi sebab, Rasulullah di sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan sholat tahajud. Bahkan, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, sebelum sholat lima waktu diwajibkan kepada Rasulullah, perintah melaksanakan sholat tahajudlah yang pertama kali diterima oleh beliau dari Allah SWT.




Lantas, apa manfaat dari melaksanakan sholat tahajud? Nah, topik inilah yang menjadi materi pembahasan kita kali ini. Beberapa dari manfaat tersebut telah kami sebutkan di atas. Sesuai dengan judul artikel ini, maka kami akan memberikan sekurang-kurangnya 15 manfaat mengerjakan sholat tahajud, selamat membaca.

Manfaat Sholat Tahajud

Manfaat yang akan di dapatkan ketika melaksanakan sholat tahajud, di antaranya:

1. Dikabulkannya Doa-doa

Manfaat sholat tahajud yang pertama adalah dikabulkannya doa-doa. Seperti yang kita ketahuai, sholat tahajud adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah tidur terlebih dahulu karena arti kata tahajud adalah bangun pada malam hari. Paling utama, sholat tahajud yang dikerjakan pada sepertiga malam sampai menjelang masuk waktu sholat subuh. Pada waktu inilah Allah SWT mengabulkan doa-doa hambanya. Hal ini berdasarkan keterangan hadis Nabi:
"Perintah Allah turun ke langit di waktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon (berdoa) pasti akan kukabulakn, adakah orang yang meminta, pasti akan Kuberikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan kuampuni baginya sampai tiba waktu Subuh." (Al-Hadis).

2. Allah Mengangkat Derajat ke Tempat yang Terpuji

Manfaat sholat tahajud yang kedua adalah Allah SWT akan mengangkat derajat ke tempat yang terpuji. Keterangan tentang ini dapat kita baca dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra' ayat 79:
"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS A1-Isra [17]: 79).
Selain itu, keterangan lain dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abi Darda r.a, bahwa Rasulullah bersabda:
"Ada 3 macam manusia, Allah SWT mencintai mereka, tersenyum kepada mereka, dan merasa senang dengan mereka, yaitu salah satunya adalah orang yang memiliki istri cantik serta tempat tidur lembut dan bagus. Kemudian ia bangun malam (untuk sholat), lalu Allah SWT berkata: 'Ia meninggalkan kesenangannya dan mengingat Aku. Seandainya ia berkehendak, maka ia akan tidur." (Riwayat Ath-Thabrani).

3. Mendekatkan Diri Kepada Allah

Manfaat sholat tahajud yang ketiga adalah sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini dikuatkan lewat keterangan hadis Rasullullah SAW:
"Hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa." (HR. Tirmidzi, Al-Hakim, Baihaqi. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaa Al Ghalil).
Dalam riwayat yang lain, dikatakan bahwa Jibril pernah berkata kepada Rasulullah Saw:
"Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain".(Silsilah Al-Hadis Ash-Shahihah).

4. Memperoleh berbagai Kemuliaan

Manfaat sholat tahajud yang keempat adalah akan memperoleh berbagai kemuliaan. Hal ini diperkuat berdasarkan keterangan hadis Rasulullah SAW, yang bersabda:
"Barangsiapa melaksanakan sholat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan: 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat."
Adapun lima keutamaan di dunia itu adalah akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana, tanda ketaatannya akan tampak kelihatan di mukanya, akan dicintai para hamba Allah yan shaleh dan dicintai oleh semua manusia, lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah dan akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

5. Mengusir Penyakit dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Manfaat sholat tahajud yang kelima adalah dapat mengusir berbagai penyakit dan di saat yang sama meningkatkan kekebalan tubuh. Sedikit yang menyadari bahwa kepatuhan kita mengerjakan ritual keagamaan semisal sholat tahajud akan memberikan pengaruh pada meningkatnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Mohammad Shaleh. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa di saat yang sama ketika kekebalan tubuh sudah meningkat, otomatis segala penyakit yang menyerah akan musnah dengan sendirinya.

6. Menjauhkan Diri dari Kelalaian Hati

Manfaat sholat tahajud yang keenam adalah menjauhkan diri dari kelalaian hati. Penjelasan tentang ini dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
"Barang siapa mengerjakan sholat pada malam hari dengan membaca seratus ayat, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang lalai. Dan apabila membaca dua ratus ayat, maka sungguh ia akan dicatat sebagai orang yang selalu taat dan ikhlas." (Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak).

7. Menang dalam Jihad Melawan Musuh

Manfaat sholat tahajud yang ketujuh adalah meraih kemenangan dalam jihad melawan musuh. Musuh terbesar dalam diri manusia adalah hawa nafsu. Melaksanakan sholat tahajud mungkin agak berat bagi sebagian orang karena melihat waktu pengerjaannya pada jam-jam dimana kita biasanya tertidur pulas. Godaan untuk melanjutkan tidur pastinya sangat besar di waktu tersebut. Maka dari itu, orang yang bangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud berarti ia telah berhasil melawan godaan dalam dirinya demi beribadah kepada Allah SWT.

8. Meringankan Lamanya Berdiri pada Hari Kiamat

Manfaat sholat tahajud yang kedelapan adalah meringankan kita ketika berdiri pada hari kiamat nanti. Keterangan tentang ini sesuai yang pernah diungkapkan Ibnu Abbas ra, yang berkata:
"Barang siapa yang senang bila lamanya berdiri di hari kiamat diringankan oleh Allah, maka hendaklah ia memperlihatkan dirinya kepada Allah di malam hari dengan sujud dan berdiri mengingat hari akhir." (Ibnu Jarir Ath-Thabari, tafsir Ibnu Jarir).

9. Mencegah Perbuatan Dosa dan Menghapus Kejahatan

Manfaat sholat tahajud yang kesembilan adalah dapat mencegah diri dari perbuatan dosa dan menghapus kejahatan. Ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahli ra, yang berbunyi:
"Hendakah kalian mengerjakan qiyaamullail, sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, mendekati diri kepada Allah Ta’ala, mencegah perbuatan dosa, menghapus kejahatan dan menangkal penyakit dari badan." (Diriwayatkan At-Turmudzi, Al-Hakim)

10. Muka Tampak Berkilau dan Bercahaya

Manfaat sholat tahajud yang kesepuluh adalah membuat muka berkilau dan bercahaya. Tentang ini, pernah suatu ketika Hasan Al-Basri ra ditanya oleh seseorang, "Mengapa orang yang bertahajud di waktu malam memiliki muka yang bagus?". Hasan Basri menjawab:
"Karena mereka menyendiri bersama Tuhan-nya pada malam hari, kemudian Allah memberikan kepada mereka sebagian dari cahaya-Nya." (Al-Maqrizi, Mukhtasar Qiyaamallail).
Terkait dengan ini pula, Imam Ibnul Qayyim pernah berkata:
"Sesungguhnya sholat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya. Sebagian istri memperbanyak melaksanakan sholat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, ‘Sholat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang bila wajah kami menjadi lebih bagus".

11. Dapat Melancarkan Aliran Darah

Manfaat sholat tahajud yang kesebelas adalah dapat melancarkan aliran darah dalam tubuh. Bangun pada pukul 02.30 untuk melaksanakan sholat tahajud ternyata sangat bermanfaat bagi tubuh. Pada waktu tersebut, udara disekitar sangat segar bebas dari polusi. Pada saat itu juga, tubuh mempunyai kesempatan untuk menggerak-gerakkan seluruh otot yang membuat tubuh lebih segar dan aliran darah terasa lebih lancar.

12. Jaminan Masuk Surga

Manfaat sholat tahajud ke-12 adalah mendapat jaminan masuk surga. Ini sesuai dengan keterangan dari sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
"Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, sholat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat". (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmidzi).

13. Dicintai Allah SWT

Manfaat sholat tahajud yang ke-13 adalah akan memperoleh cinta Allah SWT. Orang yang bertahajud, memilih bangun di tengah malam dan meninggalkan tidur yang nyaman demi untuk bersujud dihadapan sang pencipta. Segala pengampunan Allah akan diberikan pada orang bertahajud tersebut. Hal ini tentu saja disebabkan oleh Allah SWT telah mencintai mereka.

14. Penyelamat dari Siksa Neraka

Manfaat sholat tahajud yang ke-14 adalah dapat menyelamatkan diri dari siksa api neraka. Tentang ini, Ibnu Umar r.a pernah meriwayatkan bahwa pada masa Rasulullah SAW, ketika seseorang bermimpi, ia akan menceritakan mimpi tersebut ke Rasulullah SAW. Aku pun berharap mendapat mimpi yang dapat kuceritakan kepada Rasulullah SAW. Dia berkata,
"Aku adalah seorang anak muda perjaka. Aku tidur di masjid pada Rasululullah Saw, maka aku bermimpi seakan-akan dua malaikat mengambilku dan membawaku ke neraka, ternyata ia adalah bangunan seperti bangunan sumur. Ia memiliki dua palang seperti palang sumur. Di dalamnya terdapat manusia yang telah aku kenal. Maka aku mulai mengucapkan, 'Aku berlindung dengan nama Allah dari neraka'. Kemudian seorang malaikat menemui keduanya, maka dia berkata kepadaku,'Janganlah takut!' (Mimpi ini) aku ceritakan kepada Hafshah, maka Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah dan beliau bersabda, "Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah, andaikata dia mengerjakan sholat pada waktu malam."Salim berkata, 'setelah itu Abdullah tidak tidur pada malam hari kecuali hanya sebentar." (HR Bukhari dan Muslim).

15. Penyebab Husnul Khatimah

Manfaat sholat tahajud yang ke-15 adalah seorang hamba akan meraih husnul khatimah di saat ajal menjemputnya. Kita semua menyadari bahwa semua yang bernyawa pasti akan berpisah dan meninggalkan dunia ini menuju tempat abadi di akhirat. Sholat tahajud sanga bermanfaat bagi siapa saja yang mengerjakannya, karena sholat ini bisa membantu orang tersebut untuk mencapai husnul khatimah. 

Semoga kehadiran 15 manfaat mengerjakan sholat tahajud di atas, akan membuat kita semua lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah sholat tahajud. Tentunya, semua manfaat ini sayang untuk kita sia-siakan. Sholat tahajud ibarat hadiah dari Allah SWT untuk kita semua, maka berbahagialah kita sebagai hamba Allah, selamat bertahajud.

Sekian uraian tentang 15 Manfaat Mengerjakan Sholat Tahajud, semoga bermanfaat. 


Sumber : http://www.ilmusiana.com/2015/09/15-manfaat-mengerjakan-sholat-tahajud.html

Senin, 09 Mei 2016

2 Tujuan Penciptaan Manusia

Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia. Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).
Tulisan singkat ini akan membahas 2 tujuan utama penciptaan manusia

1. Mengilmui Tentang Allah

Allah Ta’ala berfirman
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).
Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu

2. Untuk Beribadah Kepada Allah Semata

Allah Ta’ala berfirman
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.
Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Tidaklah ilmu dicari dan dipelajari kecuali untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.
Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi motivasi kita untuk semangat mencari ilmu dan mengamalkan ilmu yang telah di dapatkan. Sebagaimana yang telah Allah sebutkan pada 2 ayat di atas, sebagai konsekuensi kita diciptakan sebagai manusia. Wallahul Muwaffiq.

Minggu, 08 Mei 2016

Gunung sebagai Pasak - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an



Sebuah buku berjudul Earth adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah seorang pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah Penasehat Ilmu Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12 tahun menjadi presiden dari National Academy of Sciences, Washington, DC. Buku tersebut menyatakan bahwa gunung-gunung mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghunjam dalam, sehingga seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak (lihatlah gambar dibawah ini)



Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah berfirman:

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak? (An Naba', 78: 6-7)

Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19.




Gambar 8. Bagan potongan melintang. Gunung-gunung, sebagaimana pasak, memiliki akar yang menghunjam di bawah tanah. (Anatomy of the Earth, Cailleux, hal. 220)



Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman:

وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Sumber : http://www.al-habib.info/review/al-quran-gunung-sebagai-pasak.htm

Minggu, 01 Mei 2016

TAWAKAL: Kunci Kekuatan dan Kelapangan Hati Seorang Mukmin

keyring and keys

Seringkali dijumpai dalam firman-Nya, Allah Ta’ala menyandingkan antara tawakal dengan orang-orang yang beriman. Hal ini menandakan bahwa tawakal merupakan perkara yang sangat agung, yang tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang mukmin. Bagian dari ibadah hati yang akan membawa pelakunya ke jalan-jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Diantara firman-Nya tentang tawakal ketika disandingkan dengan orang-orang beriman, “… dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal” (QS. Al Ma’idah: 11).
Dan firman-Nya,” Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabla dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambahlah imannya, dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal” (QS. Al Anfal : 2).
Tentunya masih banyak ayat lain dalam Al Qur’an yang berisi tentang tawakal, demikian pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun apakah itu sebenarnya tawakal? Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas lebih terperinci mengenai tawakal.
Definisi tawakal
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hakikat tawakal adalah hati benar-benar bergantung kepada Allah dalam rangka memperoleh maslahat (hal-hal yang baik) dan menolak mudhorot (hal-hal yang buruk) dari urusan-urusan dunia dan akhirat
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan yang dicari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi, disertai percaya penuh kepada Allah Ta’ala dan menempuh sebab (sebab adalah upaya dan aktifitas yang dilakukan untuk meraih tujuan) yang diizinkan syari’at.”
Tawakal Bukan Pasrah Tanpa Usaha
Dari definisi sebelumnya para ulama menjelaskan bahwa tawakal harus dibangun di atas dua hal pokok yaitu bersandarnya hati kepada Allah dan mengupayakan sebab yang dihalalkan. Orang berupaya menempuh sebab saja namun tidak bersandar kepada Allah, maka berarti ia cacat imannya. Adapun orang yang bersandar kepada Allah namun tidak berusaha menempuh sebab yang dihalalkan, maka ia berarti cacat akalnya.
Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha, namun harus disertai ikhtiyar/usaha. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan contoh tawakal yang disertai usaha yang memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan penyandaran diri kepada Allah.
Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310)
Tidak kita temukan seekor burung diam saja dan mengharap makanan datang sendiri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan ini, jelas sekali bahwa seekor burung pergi untuk mencari makan, namun seekor burung keluar mencari makan disertai keyakinan akan rizki Allah, maka Allah Ta’ala pun memberikan rizkiNya atas usahanya tersebut.
Syarat-Syarat Tawakal
Untuk mewujudkan tawakal yang benar dan ikhlas diperlukan syarat-syarat. Syarat-syarat ini wajib dipenuhi untuk mewujudkan semua yang telah Allah janjikan. Para ulama menyampaikan empat syarat terwujudnya sikap tawakal yang benar, yaitu:
1. Bertawakal hanya kepada Allah sajaAllah berfirman: “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Rabb-mu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud: 123).
2. Berkeyakinan yang kuat bahwa Allah Maha mampu mewujudkan semua permintaan dan kebutuhan hamba-hamba-Nya dan semua yang didapatkan hamba hanyalah dengan pengaturan dan kehendak Allah. Allah berfirman,“Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri.” (QS. Ibrahim: 12).
3. Yakin bahwa Allah akan merealisasikan apa yang di-tawakal-kan seorang hamba apabila ia mengikhlaskan niatnya dan menghadap kepada Allah dengan hatinya. Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.“ (QS. Ath-Thalaq: 3).
4. Tidak putus asa dan patah hati dalam semua usaha yang dilakukan hamba dalam memenuhi kebutuhannya dengan tetap menyerahkan semua urusannya kepada Allah. Allah berfirman, “Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung.’”(QS. At-taubah: 129).
Apabila seorang hamba bertawakal kepada Allah dengan benar-benar ikhlas dan terus mengingat keagungan Allah, maka hati dan akalnya serta seluruh kekuatannya akan semakin kuat mendorongnya untuk melakukan semua amalan. Dengan besarnya tawakal kepada Allah akan memberikan keyakinan yang besar sekali bahkan membuahkan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan dan ujian yang berat. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apabila Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya maka tidak ada yang bisa menyingkapnya selain Dia, dan apabila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang bisa menolak keutamaan dari-Nya. Allah timpakan musibah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)
Dengan mendasarkan diri pada keyakinan bahwa hanya Allah saja yang dapat memberikan kemudharatan maka seorang mukmin tidak akan gentar dan takut terhadap tantangan dan ujian yang melanda, seberapapun besarnya, karena dia yakin bahwa Allah akan menolong hambaNya yang berusaha dan menyandarkan hatinya hanya kepada Allah. Dengan keyakinan yang kuat seperti inilah muncul mujahid-mujahid besar dan ulama-ulama pembela agama Islam yang senantiasa teguh di atas agama Islam walaupun menghadapi ujian yang besar, bahkan mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk agama Islam.
Tawakal yang sebenarnya kepada Allah Ta’ala akan menjadikan hati seorang mukmin ridha kepada segala ketentuan dan takdir Allah, yang ini merupakan ciri utama orang yang telah merasakan kemanisan dan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya
Setiap hari, dalam setiap sholat, bahkan dalam setiap raka’at sholat kita selalu membaca ayat yang mulia, ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’; hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan… Oleh sebab itu bagi seorang mukmin, tempat menggantungkan hati dan puncak harapannya adalah Allah semata, bukan selain-Nya. Kepada Allah lah kita serahkan seluruh urusan kita.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” (QS. al-Ma’idah: 23). Ayat yang mulia ini menunjukkan kewajiban menyandarkan hati semata-mata kepada Allah, karena tawakal adalah termasuk ibadah.
Tawakal yang Salah
Kesalahan dalam memahami dan mengamalkan tawakal akan menyebabkan rusaknya iman dan bisa menyebabkan terjadi kesalahan fatal dalam agama, bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan, baik syirik akbar (syirik besar) maupun syirik asghar (syirik kecil). Adapun kesalahan dalam tawakal yang menyebabkan terjerumus dalam syirik akbar adalah seseorang bertawakal kepada selain Allah, dalam perkara yang hanya mampu diwujudkan oleh Allah. Misalnya: bertawakal kepada makhluk dalam perkara kesehatan, bersandar kepada makhluk agar dosa-dosanya diampuni atau bertawakal kepada makhluk dalam kebaikan di akhirat atau bertawakal dalam meminta anak sebagaimana yang dilakukan para penyembah kubur wali.
Adapus jenis tawakal yang termasuk dalam syirik asghar adalah bertawakal kepada selain Allah yang Allah memberikan kemampuan kepada makhluk untuk memenuhinya. Misalnya: bertawakalnya seorang istri kepada suami dalam nafkahnya, bertawakalnya seorang karyawan kepada atasannya. Termasuk dalam syirik akbar maupun asghar keduanya merupakan dosa besar yang tidak akan terampuni selama pelakunya tidak bertaubat darinya.
Penutup
Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa kesempurnaan iman dan tauhid seorang hamba ditentukan oleh sejauh mana ketergantungan hatinya kepada Allah semata dan upayanya dalam menolak segala sesembahan dan tempat berlindung selain-Nya. Jika kita yakin bahwa Allah ta’ala yang menguasai hidup dan mati kita, mengapa kita menyandarkan hati kita kepada makhluk yang lemah yang tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat kepada kita?
Artikel Muslimah.Or.Id
Penulis: Ummu Hanif Devi Novianti
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji’ :
  1.     Al Qur’anul karim
  2.     Tsalatsatul Ushul, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
  3.     al-Irsyaad ila Shahiihil I’tiqaad, Syaikh Shalih Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, Maktabah Islamiyah, 2003 M.
  4.     Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Ibnu Katsir, 2006.
  5.     Al Qoulul Mifid fii Adilati Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al Washobi, Dar Ibnu Jauzy 2006 / 1427 H
  6.     Tazkiyatun Nafs, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Darus Sunnah cetakan ke-4, tahun 2011.
  7.     Taisirul Wushul ilaa Nailil Ma’mul bi Syarah Tsalatsatul Ushul, Nu’man Abdulkarim Al Watr, Maktabah Darul Haramain Islamiyah
  8.     Syarah Kitab Tauhid, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Pustaka Darul Ilmi, 2010 M.
  9.     Mutiara Faidah Kitab Tauhid, Abu Isa Abdullah bin Salam, Pustaka Muslim, cetakn ke-4, 2011.

Total Tayangan Halaman

Popular Posts